Alam semesta menyimpan banyak tanda kebesaran Allah, salah satunya adalah fenomena pergantian siang dan malam. Dalam Al-Qur’an, Allah berulang kali menyebutkan hal ini sebagai bukti kekuasaan-Nya. Salah satu ayat yang menjelaskan tentang pergantian siang dan malam adalah:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal."(QS. Ali Imran: 190)
Fenomena ini bukan sekadar perubahan terang dan gelap, melainkan memiliki penjelasan ilmiah yang dapat dikaji melalui konsep fisika.
Konsep Fisika di Balik Pergantian Siang dan Malam
Dalam ilmu fisika, pergantian siang dan malam dijelaskan melalui rotasi bumi, yaitu perputaran bumi pada porosnya. Bumi membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk berputar satu kali penuh terhadap sumbunya. Rotasi ini menyebabkan bagian bumi yang menghadap matahari mengalami siang, sementara sisi yang membelakangi matahari mengalami malam.
Beberapa konsep fisika yang terlibat dalam fenomena ini antara lain:
Rotasi adalah gerakan memutar terhadap suatu sumbu tetap. Bumi berotasi dari barat ke timur, sehingga matahari tampak "terbit" di timur dan "terbenam" di barat. Kecepatan rotasi bumi di ekuator mencapai sekitar 1.670 km/jam.
Menurut hukum Newton, benda yang berputar memiliki kecenderungan mempertahankan keadaan geraknya (inersia). Dalam rotasi bumi, juga terjadi gaya sentrifugal yang berpengaruh terhadap bentuk bumi yang sedikit pepat di kutub dan melebar di ekuator.
Cahaya dari matahari merambat dalam garis lurus. Karena bentuk bumi bulat dan berotasi, maka hanya sebagian permukaan bumi yang terkena cahaya pada suatu waktu. Pergeseran sudut penerimaan cahaya inilah yang menciptakan fenomena fajar, siang, senja, dan malam secara bertahap.
Hikmah dan Refleksi
Dari sisi spiritual, ayat-ayat Al-Qur’an tentang siang dan malam mengajarkan manusia untuk merenungi keteraturan alam. Dalam QS. Al-Furqan: 62 Allah berfirman:
"Dan Dialah yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur."
Pergantian ini tidak hanya menunjang kehidupan biologis seperti waktu tidur dan beraktivitas, tetapi juga berdampak pada iklim, siklus cuaca, dan energi alam.
Pergantian siang dan malam adalah contoh nyata bagaimana ayat kauniyah (tanda-tanda alam) dalam Al-Qur’an dapat selaras dengan penjelasan ilmiah, khususnya dalam fisika. Ini membuktikan bahwa Al-Qur’an bukan hanya kitab spiritual, tetapi juga penuh petunjuk untuk mengkaji sains dan alam semesta.
Dengan mempelajari fenomena alam, kita tidak hanya memahami hukum fisika, tetapi juga semakin menguatkan iman akan kebesaran Sang Pencipta.
Wallohu'alam (baca: Adz Dzariyat: 7 dalam perspektif fisika)