Dalam dunia kelautan, terdapat fenomena menakjubkan yang mengundang kekaguman banyak ilmuwan dan menjadi bukti kebesaran Allah bagi orang-orang yang mau berpikir: dua air laut yang berdampingan namun tidak bercampur satu sama lain secara langsung. Fenomena ini dikenal sebagai halocline atau thermocline, dan secara fisika dijelaskan melalui perbedaan kepadatan (densitas), suhu, dan salinitas (kadar garam) dari dua massa air laut yang berbeda.
Perbedaan karakteristik tersebut menyebabkan batas yang jelas antara dua laut, di mana molekul air dari masing-masing laut tidak dengan mudah bercampur. Salah satu contoh paling terkenal dari fenomena ini dapat ditemukan di Selat Gibraltar, yang memisahkan Laut Mediterania dan Samudra Atlantik. Meskipun bersinggungan, dua air laut ini memiliki warna, suhu, dan tingkat garam yang berbeda, dan tidak langsung melebur menjadi satu.
Fenomena ini ternyata telah disebutkan dalam Al-Qur’an jauh sebelum manusia memahami ilmu kelautan secara modern. Allah SWT berfirman dalam Surah Ar-Rahman ayat 19–20:
Ù…َرَجَ الْبَØْرَÙŠْÙ†ِ ÙŠَÙ„ْتَÙ‚ِÙŠَانِ (١٩) بَÙŠْÙ†َÙ‡ُÙ…َا بَرْزَØ®ٌ Ù„َا ÙŠَبْغِÙŠَانِ (Ù¢Ù )
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing." (QS. Ar-Rahman: 19–20)
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (QS. al-Furqan: 53)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menciptakan batas (barzakh) di antara dua lautan, yang mencegah keduanya bercampur secara total. Batas ini bukan dinding fisik yang terlihat, tetapi suatu penghalang alami yang hanya dapat dijelaskan secara ilmiah melalui fisika fluida dan oseanografi.
Syaikh Tantawi Jauhari, seorang ulama besar dan cendekiawan Islam dari Al-Azhar Mesir, dalam tafsirnya menyatakan:
"Fenomena ini adalah salah satu bentuk dari tanda kekuasaan Allah yang menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang sia-sia diciptakan-Nya. Barzakh antara dua laut adalah peringatan agar manusia tidak buta terhadap tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta."
Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar juga menegaskan:
"Ayat ini bukan hanya menunjukkan kekuasaan Allah dalam penciptaan, tetapi juga bahwa Al-Qur’an telah mengisyaratkan fakta-fakta ilmiah yang baru dibuktikan kemudian hari oleh para ilmuwan."
Penjelasan Ilmiah
Dari sudut pandang ilmiah, fenomena ini terjadi karena perbedaan massa jenis air, yang dipengaruhi oleh suhu dan kandungan garam. Air laut yang lebih asin atau lebih dingin akan lebih padat dibandingkan air yang lebih tawar atau lebih hangat, sehingga menciptakan lapisan-lapisan air yang cenderung tetap pada tempatnya. Interaksi antara dua air laut berbeda ini berlangsung lambat dan stabil, sehingga walau tampak berdekatan secara fisik, mereka tetap terpisah dalam waktu yang sangat lama.
Tanda-Tanda Kekuasaan Allah
Fenomena ini menjadi bukti bahwa ilmu pengetahuan dan wahyu tidak bertentangan, melainkan saling menguatkan. Apa yang baru bisa dijelaskan oleh manusia di abad modern, telah diisyaratkan oleh Allah dalam Al-Qur’an lebih dari 1400 tahun yang lalu.
Fenomena ini juga menjadi pengingat bahwa alam semesta adalah kitab besar tanda-tanda kebesaran Allah (ayat kauniyah) yang dapat diamati dan direnungkan oleh manusia untuk memperkuat keimanan dan ketundukan kepada-Nya.