GETARAN DAN RESONANSI KEHIDUPAN
Oleh : Arif Alfatah As Srageny
(Guru Fisika MA Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta)
Telah berlalu ramadhan hari kelima, bahasan kita lanjutkan tentang getaran (osilasi) dan resonansi benda. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui berbagai bentuk getaran, baik dalam fenomena fisika seperti gempa bumi maupun dalam aspek sosial dan spiritual. Alqur’an dan hadits mengandung banyak isyarat tentang konsep getaran, resonansi, dan akibatnya bagi kehidupan manusia.
Dalam fisika, getaran adalah gerakan bolak-balik suatu benda di sekitar garis keseimbangan. Getaran bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti gelombang suara (bunyi), ayunan bandul, atau bahkan gempa bumi. Fenomena ikut bergetarnya sebuah benda akibat rangsangan luar yang frekuensinya sesuai dengan frekuensi alami benda disebut resonansi.
Dalam kehidupan nyata, resonansi terjadi pada banyak fenomena, diantaranya; suara manusia atau musik keras yang dapat memecahkan kaca ketika mencapai frekuensi resonansi kaca, gempa bumi yang menghancurkan bangunan akibat kesesuaian frekuensi getaran tanah dengan frekuensi alami bangunan, jembatan yang runtuh karena resonansi akibat angin pada Jembatan Tacoma Narrows di Amerika Serikat (1940) atau karena resonansi hentakan kaki pasukan yang melintas seperti yang terjadi pada.Jembatan Broughton Inggris (1831).
Alqur'an dan Hadits tentang Getaran dan Gempa
Alqur'an telah memberikan isyarat tentang fenomena getaran dan gempa bumi dalam berbagai ayat. Salah satu ayat yang menarik adalah Surah Al Ankabut ayat 37, yang berbicara tentang azab kepada kaum Tsamud dalam wujud gempa bumi:
"Maka mereka mendustakan Shaleh, lalu menimpa mereka gempa yang dahsyat". (QS. Al Ankabut: 37)
Ayat lain yang juga menyinggung getaran dan gempa adalah:
"Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan yang dahsyat, dan bumi telah mengeluarkan beban-beban beratnya..." (QS. Az Zalzalah: 1-2)
"Dan kamu lihat gunung-gunung, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan seperti jalannya awan..." (QS. An Naml: 88)
Gempa bumi adalah salah satu fenomena alam yang mengguncang, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara spiritual dan emosional. Dalam Islam, gempa bukan sekadar peristiwa geologis, tetapi juga bagian dari sunnatulloh tanda kebesaran-Nya, sekaligus peringatan bagi manusia.
Gempa adalah salah satu tanda kebesaran Alloh yang mengingatkan manusia akan kelemahan mereka di hadapan-Nya. Namun, penting untuk dipahami bahwa gempa bukan hanya hukuman bagi orang yang ingkar, melainkan ujian dan peringatan bagi semua manusia, baik yang beriman maupun yang lalai. Gempa dapat menjadi sarana muhasabah bagi manusia, agar mereka menyadari bahwa kehidupan dunia tidak abadi dan kekuatan mereka tidak berarti di hadapan kehendak Alloh.
Resonansi dalam Kehidupan Sosial dan Spiritual
Selain dalam sains, pola getaran dan resonansi juga menarik diterapkan dalam kehidupan sosial dan spiritual manusia. Sebagaimana resonansi dapat memperkuat getaran suatu benda, lingkungan juga dapat memperkuat atau melemahkan keimanan seseorang. Jika seseorang berada di lingkungan yang baik, ia akan lebih mudah merasakan resonansi spiritual yang memperkuat imannya. Sebaliknya, jika seseorang berada di lingkungan yang penuh kemaksiatan, imannya bisa terpengaruh melemah.
Nabi Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
"Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi bisa memberimu wangi atau kamu bisa membeli darinya, sedangkan pandai besi bisa membakar pakaianmu atau kamu mendapatkan bau yang tidak sedap." (HR. Bukhari & Muslim)
Dalam Islam, dzikir dan ibadah yang dilakukan secara konsisten dapat menciptakan resonansi spiritual dalam diri seseorang. Saat seorang Muslim berdzikir dengan khusyuk, gelombang pikirannya selaras dengan makna dzikir tersebut, sehingga hatinya menjadi tenang, sebagaimana firman Alloh:
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh hati menjadi tenang." (QS. Ar Ra'd: 28)
Nabi Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
"Janganlah kamu berdoa untuk keburukan dirimu sendiri, anak-anakmu, atau harta bendamu, sebab bisa jadi doa itu bertepatan dengan saat dikabulkannya doa oleh Alloh." (HR. Muslim)
Ungkapan “kebahagiaan/kesedihan itu menular” merupakan perwujudan simpulan pola resonansi, karena getaran yang diberikan secara terus-menerus dapat memperkuat efeknya. Doa dan niat yang tulus lebih terasa memiliki energi yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Jika seseorang selalu berpikir positif dan berdoa dengan yakin, maka kehidupannya akan lebih selaras dengan kebaikan. Ini menunjukkan bahwa getaran doa yang baik bisa menciptakan resonansi positif dalam kehidupan seseorang.
============================
Renungan Malam Ayat Semesta
Dari Tepian Lembah Ngosit Barat Laut Jogja
Rebo Legi, 5 Ramadhan 1446 H - 5 Maret 2025 M