Matahari dan Bulan Bergerak di Atas Bumi Datar

0
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم



Teori bumi datar telah lama menjadi keyakinan yang kontroversial, meskipun secara ilmiah sudah terbantahkan selama berabad-abad. Salah satu aspek utama dari teori ini adalah anggapan bahwa matahari dan bulan tidak berada di luar angkasa, melainkan berputar di atas bumi datar dalam lintasan melingkar. Pendukung teori bumi datar menggunakan konsep ini untuk menjelaskan fenomena seperti pergantian siang dan malam serta fase bulan. Namun, pandangan ini memiliki banyak kesalahan dan tidak didukung oleh fakta ilmiah. Berikut beberapa kesalahan mendasar dari konsep tersebut serta membahas fakta-fakta ilmiah yang bertentangan.

1. Ukuran dan Jarak Matahari dan Bulan

Salah satu klaim utama dari pendukung bumi datar adalah bahwa matahari dan bulan hanya berjarak beberapa ribu kilometer dari bumi, jauh lebih dekat daripada yang diperkirakan oleh sains modern. Mereka menganggap kedua benda langit ini sebagai objek kecil yang bergerak dalam lingkaran di atas permukaan bumi datar, dengan matahari berperan dalam pergantian siang dan malam.

Fakta ilmiah menunjukkan bahwa matahari berada sekitar 150 juta kilometer dari bumi, sementara bulan berjarak sekitar 384.400 kilometer dari bumi. Ukuran matahari juga jauh lebih besar daripada bumi, dengan diameter sekitar 1,39 juta kilometer. Bukti dari pengamatan astronomi selama berabad-abad, termasuk penggunaan teleskop, pengukuran jarak, dan penghitungan gerhana, mendukung fakta bahwa matahari dan bulan tidak sekecil atau sedekat seperti yang digambarkan oleh teori bumi datar.

2. Pergantian Siang dan Malam

Pendukung bumi datar mengklaim bahwa siang dan malam terjadi karena matahari berputar dalam lingkaran di atas permukaan bumi, dengan sinar matahari hanya menyinari sebagian wilayah bumi datar pada satu waktu. Mereka juga percaya bahwa matahari tidak pernah benar-benar terbenam, tetapi hanya bergerak menjauh hingga keluar dari pandangan.

Namun, teori ini tidak bisa menjelaskan berbagai fenomena yang diamati di bumi. Fakta ilmiah menunjukkan bahwa siang dan malam terjadi karena rotasi bumi pada porosnya. Bumi yang berbentuk bulat berputar mengelilingi sumbu rotasinya, sehingga bagian bumi yang menghadap matahari mengalami siang, sedangkan bagian yang berlawanan mengalami malam. Rotasi ini terjadi secara konstan, menghasilkan pola siang dan malam yang teratur.

Fenomena seperti matahari terbit dan terbenam, durasi siang yang bervariasi tergantung pada lokasi dan musim, serta pengalaman siang selama 24 jam di daerah kutub selama musim panas, tidak dapat dijelaskan oleh konsep bumi datar. Hanya dengan memahami bahwa bumi berotasi dan berbentuk bulat, kita bisa menjelaskan secara akurat pergantian siang dan malam di berbagai belahan dunia.

3. Gerhana Matahari dan Bulan

Salah satu kelemahan terbesar dalam teori bumi datar adalah ketidakmampuannya menjelaskan gerhana matahari dan bulan. Dalam pandangan bumi datar, gerhana tidak dapat terjadi karena tidak ada model yang akurat yang menjelaskan bagaimana bayangan bumi dapat jatuh pada bulan, atau bagaimana bulan bisa sepenuhnya menutupi matahari.

Sebaliknya, fakta ilmiah yang diterima luas menunjukkan bahwa gerhana matahari terjadi ketika bulan berada di antara bumi dan matahari, menutupi sebagian atau seluruh cahaya matahari. Gerhana bulan terjadi ketika bumi berada di antara matahari dan bulan, dan bayangan bumi jatuh pada bulan. Fenomena gerhana ini sepenuhnya didukung oleh hukum gravitasi dan dinamika orbit yang berlaku pada benda-benda langit, yang tidak dapat dijelaskan oleh model bumi datar.


Teori bumi datar yang mengklaim bahwa matahari dan bulan berputar di atas bumi datar dalam lintasan melingkar adalah kesalahan konsep yang bertentangan dengan bukti ilmiah. Ukuran dan jarak matahari serta bulan, pergantian siang dan malam, serta fenomena gerhana semuanya memberikan bukti bahwa bumi berbentuk bulat dan bahwa matahari serta bulan berada di luar angkasa, tidak hanya di atas permukaan bumi. Ilmu pengetahuan modern, melalui pengamatan dan eksperimen yang terus berkembang, telah dengan tegas membantah gagasan bumi datar dan mengukuhkan pemahaman kita tentang alam semesta.


"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia seperti bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya." 
(QS Yasin :38-40)


Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)