Cinta kepada Allah yang diambil dari persamaan Hukum Coulomb dapat dianalogikan sebagai hubungan antara manusia dengan Allah yang semakin dekat dan kuat seiring dengan kekuatan iman dan amal kebaikan. Berikut filosofi tersebut:
1. Kekuatan Tarikan Seperti Iman
Dalam Hukum Coulomb, gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua muatan listrik (F) dipengaruhi oleh besar muatan (q₁ dan q₂) serta jarak di antara mereka (r), dengan persamaan:
Dalam konteks cinta kepada Allah, muatan (q) bisa dianalogikan dengan kekuatan iman dan amal kita. Semakin besar iman dan amal seseorang (q₁) serta seberapa besar ketaatan (q₂) kepada Allah, maka semakin kuat gaya tarik-menarik antara manusia dan Allah. Hubungan ini menunjukkan bahwa cinta kepada Allah tidak bisa dilepaskan dari iman dan ketaatan kita.
“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Allah akan menyempurnakan pahala bagi mereka dan menambah sebagian dari karunia-Nya. Sedangkan orang-orang yang enggan (menyembah Allah) dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih. Dan mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 173)
2. Jarak yang Menentukan Kedekatan
Jarak (r) dalam Hukum Coulomb berbanding terbalik dengan gaya (F). Semakin dekat dua muatan, semakin besar gaya tarik-menariknya. Dalam kehidupan spiritual, ini bisa diartikan sebagai kedekatan seseorang dengan Allah. Jika seseorang menjauh dari Allah (jarak semakin besar), maka cintanya kepada Allah akan semakin melemah. Sebaliknya, semakin dekat seseorang dengan Allah—melalui doa, ibadah, dan amalan baik—gaya tarikan cinta (hubungan dengan Allah) akan semakin kuat.
3. Konstanta Kebaikan dari Allah (k)
Konstanta dalam persamaan Coulomb (k) bisa dianalogikan sebagai rahmat dan kasih sayang Allah yang tak berubah. Allah selalu memberikan cinta-Nya kepada hamba-Nya, namun besarnya cinta itu dipengaruhi oleh iman dan amal kebaikan kita. Rahmat Allah adalah sesuatu yang tetap dan tidak berubah, seperti konstanta alam semesta yang menopang hubungan antara ciptaan-Nya.
4. Cinta Seperti Energi
Gaya Coulomb bersifat tak terbatas dan terus ada selama ada muatan dan jarak, sebagaimana cinta Allah yang bersifat tak terbatas dan abadi. Energi yang dihasilkan dari tarikan ini merupakan analogi dari kekuatan cinta kita kepada Allah yang dapat terus bertambah seiring dengan peningkatan iman dan amal kita.
5. Cinta Sebagai Gaya yang Tak Terlihat, Tapi Kuat
Hukum Coulomb menyatakan bahwa ada gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua muatan, tergantung pada besar muatan dan jarak antara keduanya. Cinta kepada Allah juga seperti gaya yang tak terlihat, namun sangat kuat dan nyata pengaruhnya dalam kehidupan kita. Semakin kita mendekatkan diri kepada-Nya, semakin besar cinta yang kita rasakan, meskipun cinta itu tak bisa dilihat secara fisik.