Bianglala atau roda Ferris adalah suatu perangkat yang umumnya ditemukan di taman hiburan atau wahana permainan. Bianglala terdiri dari struktur besar berbentuk cincin dengan kabin atau gondola yang terpasang di sekitarnya. Ketika bianglala berputar, penumpang di dalam gondola mengalami perjalanan melingkar di sekitar sumbu pusat.
Dalam konsep fisika, bianglala melibatkan beberapa prinsip fisika yang relevan, termasuk:
Gaya Sentripetal: Ketika bianglala berputar, setiap gondola mengalami percepatan ke arah pusat lingkaran. Ini disebabkan oleh gaya sentripetal yang menarik objek ke pusat gerakan melingkar. Gaya sentripetal ini diberikan oleh tali atau struktur penyangga bianglala.
Kecepatan Sudut: Bianglala berputar dengan kecepatan sudut tertentu, yaitu seberapa cepat roda bergerak melalui sudut dalam satu waktu tertentu. Kecepatan sudut ini mempengaruhi kecepatan linier gondola dan percepatan sentripetal yang dialaminya.
Inersia: Ketika bianglala mulai berputar atau berhenti, penumpang di dalamnya cenderung tetap pada kecepatan dan arah gerakan semula karena inersia. Ini berarti mereka akan terus bergerak ke arah lurus jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja pada mereka.
Gaya Gravitasi: Gaya gravitasi bertanggung jawab atas tarikan penumpang ke pusat lingkaran saat bianglala berputar. Gaya gravitasi ini memberikan perasaan "terikat" pada gondola dan memastikan penumpang tetap di tempat ketika bianglala bergerak.
Momentum: Prinsip kekekalan momentum juga berlaku dalam bianglala. Ketika bianglala berputar, setiap perubahan dalam momentum suatu bagian dari sistem (misalnya, perubahan kecepatan atau arah gerakan gondola) akan diimbangi oleh perubahan momentum yang setara dalam bagian lain dari sistem, seperti struktur penyangga.
Bianglala adalah contoh nyata di mana prinsip-prinsip fisika diterapkan untuk menciptakan pengalaman permainan dan perjalanan yang menarik. Konsep fisika ini memastikan keamanan dan kestabilan bianglala serta memberikan sensasi yang menyenangkan bagi penumpang.