Alam semesta saat ini terbukti berkembang semakin luas. Dikutip dari buku Al Qur'an vs Sains Modern menurut DR. Zakir Naik, Sesuai atau Tidak Sesuai?
Pada tahun 1925, seorang astronom Amerika Serikat bernama Edwin Hubble, mengemukakan bukti hasil pengamatannya bahwa semua galaksi akan saling menjauh mundur antara satu dengan yang lain, yang menyiratkan bahwa alam semesta terus berkembang. Perkembangan alam semesta ini merupakan fakta ilmiah.
Seperti yang juga telah diungkapkan oleh Harun Yahya, bahwa Edwin Hubble telah membuat penemuan paling penting dalam sejarah astronomi, yaitu saat ia mengamati antariksa menggunakan teleskop raksasanya, ia menemukan fakta bahwa cahaya sejumlah bintang bergeser ke arah ujung merah spektrum, dan pergeseran itu sangat berkaitan dengan jarak antara bintang-bintang tersebut dengan bumi. Dan penemuan ini mematahkan teori yang sebelumnya telah ada tentang ukuran tata surya yang statis.
Harun Yahya juga mengungkapkan bahwa dalam aturan fisika, spektrum berkas cahaya yang mendekati titik observasi, warnanya cenderung ke arah ungu, sedangkan spektrum berkas cahaya yang menjauhi titik observasi cenderung merah. Menurut penelitian Edwin Hubble, spektrum berkas cahaya cenderung ke arah merah, yang berarti benda-benda ruang angkasa menjauh dari bumi. Bahkan, dalam penemuannya itu, Edwin Hubble juga mengungkapkan bahwa benda-benda ruang angkasa tidak hanya menjauh dari bumi saja, melainkan juga saling menjauhi antara benda satu dengan yang lainnya. Dari penelitiannya ini disimpulkan bahwa sesuatu yang saling menjauh berarti alam semesta ini mengembang.
Pada tahun 1922 seorang ahli fisika Rusia, Alexandra Friedman juga memaparkan penemuannya, bahwa struktur alam semesta ini tidaklah statis, dan bahwa impuls kecil pun bisa memengaruhi berkembang/mengerutnya struktur keseluruhan alam semesta menurut Teori Relativitas Einstein. Seorang astronom Belgia, Lemaitre mengungkapkan bahwa alam semesta ini memiliki awal permulaan dan bisa mengembang sebagai akibat dari suatu hal yang memicunya.
Dalam hal ini al-Our'an telah menyiratkan melalui ayat berikut:
Tafsir ayat diatas dapat dibaca di: Tafsir Q.S. Adz dzariyat:47
Pada ayat di atas, kata dalam bahasa Arab musi'un bila diterjemahkan dengan benar berarti “memperluas (mengembangkan), dan hal ini mengacu pada penciptaan luasnya dan memperluas alam semesta. Stephen Hawking, dalam bukunya, A Brief History of Time, mengatakan, "Penemuan tentang alam semesta yang mengembang adalah salah satu revolusi intelektual terbesar abad ke2.
Namun sayangnya Stephen Hawking tidak sependapat dengan teori Big Bang. Menurut Harun Yahya, Hawking mengakui bahwa ia lebih menyukai teori lain selain Big Bang, karena teori Big Bang menyiratkan bahwa alam semesta sengaja dibentuk oleh Tuhan (konsep Ilahiah).
Al-Our'an telah menyebutkan tentang perluasan alam semesta ini jauh sebelum seseorang belajar untuk menciptakan teleskop! Beberapa orang mungkin mengatakan bahwa kehadiran fakta astronomi di al-Qur'an ini tidak mengherankan karena orang-orang Arab maju dalam bidang astronomi. Mereka benar dalam mengakui kemajuan bangsa Arab di bidang astronomi. Namun mereka gagal untuk menyadari bahwa al-Qur'an diturunkan jauh sebelum bangsa Arab unggul dalam hal astronomi. Selain itu banyak dari fakta-fakta ilmiah yang disebutkan di atas mengenai astronomi, seperti asal mula alam semesta yang sesuai dengan teori Big Bang, yang sebelumnya tidak diketahui oleh orang-orang Arab, bahkan pada puncak kemajuan ilmiah mereka.
Jadi, sebenarnya fakta-fakta ilmiah yang disebutkan dalam al-Qur'an jelas bukan karena bangsa Arab maju dalam hal astronomi, namun sebaliknya bangsa Arab maju dalam astronomi karena ilmu tersebut ada dalam al-Qur'an.
Sumber: Al Qur'an vs Sains Modern menurut DR. Zakir Naik, Sesuai atau Tidak Sesuai?