Konsep Metode Ilmiah Fisika

17
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم


Secara sederhana, konsep metode ilmiah adalah langkah kerja, Peneliti melakukannya sambil menjawab pertanyaan yang ada. di dalam buku Garis besar Schaum menjelaskan bahwa metode ilmiah didefinisikan sebagai langkah-langkah Pekerjaan sehari-hari peneliti karena keingintahuannya tentang pola penelitian dan hubungan antara fenomena alam dan pemikiran yang benar Penelitian melalui analisis data dapat dipahami sebagai metode pemahaman ilmiah. Francis Bacon (1561– 1626) berdasarkan identifikasi masalah, pengumpulan data, Mengatur data, merumuskan hipotesis atau dugaan ilmiah sementara, menguji Asumsi yang benar dan konfirmasi asumsi/dugaan ilmiah (jika ada) Temuan baru dari eksperimen yang dilakukan. langkah ilmiah Hal ini dilakukan secara sistematis dan berurutan.

Kriteria Metode Ilmiah

Kegiatan dapat dikatakan ilmiah jika menggunakan metode ilmiah.
Bagaimana kriteria menjadi ilmiah? Metode ilmiah memiliki beberapa kriteria
sebagai berikut:
  1. Berdasarkan fakta dan bersifat objektif. Keterangan-keterangan yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan fakta-fakta. Oleh karena itu, hasil kegiatan ilmiah tidak bersifat khayal.
  2. Bebas dari prasangka. Metode ilmiah harus bebas prasangka dan jauh dari pertimbangan subjektif sehingga hasil yang dilaporkan sesuai kenyataan. 
  3. Berdasarkan prinsip-prinsip analisis. Dalam memahami dan mengartikan fenomena ilmiah diperlukan analisis terhadap permasalahan tersebut. Prinsip analisis akan membantu mengemukakan jawaban secara logis. 
  4. Melalui proses hipotesis. Dalam metode ilmiah, diperlukan prinsip berpikir analitis yang didasari adanya hipotesis. Hipotesis diperlukan untuk membantu jalan pikiran sesuai dengan arah tujuan yang dicapai. 
  5. Berdasarkan teknik kuantitatif. Ukuran seperti kg, meter, sekon, dan meter per sekon selalu digunakan setelah angka hasil. Kuantifikasi termudah menggunakan angka nominal, ranking, dan rating.

Langkah-langkah Metode Ilmiah

1) Identifikasi masalah dan studi pendahuluan. Sebelum melakukan penelitian, terdapat dua hal yang harus dilakukan peneliti, yaitu mengidentifikasi masalah dan studi pendahuluan.

2) Perumusan masalah. Perumusan masalah bertujuan memperjelas batasan masalah yang dipecahkan. Untuk memperoleh rumusan masalah yang baik dapat dituliskan dengan kalimat tanya.

3) Pengumpulan informasi. Pengumpulan informasi bertujuan memperoleh pengetahuan dan informasi baik berupa teori, konsep, maupun hasil penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti.

4) Pengajuan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang diajukan. Hipotesis bersifat teoritis sehingga harus diuji kebenarannya.

5) Melakukan eksperimen. Hipotesis yang diajukan harus diuji kebenarannya dengan melakukan percobaan.

6) Analisis data. Data diperoleh dari hasil eksperimen. Data hasil eksperimen dapat dibedakan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. 
a) Data kualitatif yaitu data yang tidak disajikan dalam bentuk angka, tetapi dalam bentuk deskripsi. 
b) Data kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka. Data kuantitatif harus diolah dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram sehingga mudah dipahami orang lain. Selanjutnya, data olahan tersebut dibandingkan dengan teori, fakta, dan konsep yang ada di literatur.

7) Pengambilan kesimpulan. Kesimpulan harus mengacu pada hasil eksperimen. Terdapat dua kemungkinan dalam pengambilan kesimpulan, yaitu kemungkinan hipotesis diterima dan kemungkinan hipotesis ditolak.

Sikap Ilmiah

Dalam menerapkan metode ilmiah diperlukan sikap ilmiah. Beberapa sikap ilmiah yang harus diterapkan adalah: mampu membedakan opini dan fakta, memiliki rasa ingin tahu, berani mecoba, jujur terhadap fakta, terbuka dan fleksibel, berpendapat secara ilmiah dan kritis, peduli lingkungan, bertanggungjawab, ulet dan gigih, bekerja sama. 

Posting Komentar

17Komentar
Posting Komentar