“ Allah (Pemberi) cahaya (kepada)
langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang
tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan)
kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan
dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak
di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya
(saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas
cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia
kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Dalam ayat diatas menggambarkan bahwa suatu media cahaya seperti sebuah lampu bohlam membutuhkan elemen lain untuk menyala dengan terang. Dalam hal ini elemen tersebut adalah arus listrik.
Pernahkah kalian membayangkan hidup tanpa energi listrik? Lampu, pompa air, setrika, televisi, radio, komputer, kulkas, dan kompor listrik, merupakan beberapa contoh peralatan yang memerlukan energi listrik.
1. Pengertian Arus Listrik
Di SMP/MTs, kalian pernah mempelajari konsep muatan listrik. Masih ingatkah mengapa sebuah benda dapat bermuatan listrik? Dalam tinjauan mikroskopik, sebuah benda dikatakan bermuatan listrik jika benda tersebut kelebihan atau kekurangan elektron. Oleh karena elektron bermuatan negatif, benda yang kelebihan elektron akan bermuatan negatif, sedangkan benda yang kekurangan elektron akan bermuatan positif.
Arus
listrik adalah aliran muatan positif yang arahnya pada penghantar berlawanan
dengan aliran elektron.
2. Kuat Arus Listrik
Ketika sebuah bola lampu dihubungkan pada terminal-terminal baterai dengan menggunakan konduktor (kabel), muatan listrik akan mengalir melalui kabel dan lampu sehingga lampu akan menyala. Banyaknya muatan yang mengalir melalui penampang konduktor tiap satuan waktu disebut kuat arus listrik.
Besarnya kuat arus yang mengalir dituliskan dalam persamaan:
I = Q/t
dengan
:
I
= kuat arus listrik (ampere; A)
Q
= muatan listrik (coulomb; C)
t
= waktu (sekon; s)
Oleh karena yang mengalir pada konduktor padat adalah elektron, banyaknya muatan yang mengalir pada konduktor besarnya sama dengan kelipatan besar muatan sebuah elektron, qe = e = 1,6 × 10–19C.
Jika pada konduktor tersebut mengalir n buah elektron, total muatan yang mengalir adalah:
Q
= n.e
dengan:
Q
= Muatan yang mengalir (coulomb; C)
n
= jumlah elektron
e = muatan elektron = 1,6 × 10–19 C
3.
Mengukur Kuat Arus Listrik
Bagaimana cara mengetahui besarnya arus listrik? Alat yang dapat
digunakan untuk mengetahui kuat arus listrik adalah amperemeter. Pada pengukuran
kuat arus listrik, amperemeter disusun seri pada rangkaian listrik sehingga
kuat arus yang mengalir melalui amperemeter sama dengan kuat arus yang mengalir
pada penghantar seperti pada gambar berikut:
Contoh
Soal dan Pembahasan
Muatan
listrik sebesar 20 C mengalir pada penampang konduktor selama 5 sekon.
Tentukan:
a. Berapakah kuat arus listrik yang melalui
konduktor tersebut?
b. Berapakah jumlah elektron yang mengalir
pada penampang konduktor tiap sekon, jika diketahui e = 1,6 × 10–19 C?
Pembahasan:
Diketahui : Q = 20 C; t = 5 s; e = 1,6 × 10–19
C
Ditanya : a. I , b. n
Jawab :