Oleh karena tugas guru adalah membantu banyak siswa membangun pengetahuan mereka dengan cara dan tingkat yang dapat berbeda, maka guru konstruktivis dituntut penguasaan bahan yang luas dan mendalam. Guru perlu mempunyai pandangan yang sangat luas mengenai bahan fisika yang mau diajarkan. Pengetahuan yang luas dan mendalam akan memungkinkan seorang guru menerima pandangan dan gagasan-gagasan siswa yang berbeda dan juga memungkinkan untuk menunjukkan apakah gagasan siswa itu jalan atau tidak.
Kecuali menguasai bahan, guru konstruktivis perlu mengerti konteks dari bahan itu sehingga dapat menjelaskan bahan dengan latar belakang yang membantu siswa mengerti lebih mudah. Guru flsika kecuali mengerti isi bahan fisika juga perlu mengerti bagaimana isi itu dalam perkembangan sejarah flsika berkembang. Pemahaman historis ini akan meletakkan suatu pengetahuan dalam konteks yang mudah dipahami, daripada terlepas begitu saja. Misalnya, dalam menjelaskan mengenai listrik, guru flsika mengerti juga bagaimana sejarah penemuan dan pengembangan listrik dalam hidup. Bahkan seorang guru juga dituntut untuk mengerti bagaimana listrik itu digunakan dalam teknologi modern yang setiap hari dihadapi siswa dalam hidup mereka. Maka pengajaran fisika perlu dikaitkan dengan sejarah, perkembangan serta teknologi yang terkait.
Secara ringkas pendekatan mengajar konstruktivis dapat diungkapkan dalam beberapa sikap dan praktik berikut (Suparno, 2000).
SEBELUM GURU MENGAJAR
- Guru mempersiapkan bahan yang mau diajarkan dengan seksama. Dia mempelajari isi bahan itu secara mendalam dan juga latar belakang historis dan beberapa teknologi yang terkait.
- Guru mempersiapkan alat-alat peraga/praktikum yang akan di gunakan agar pembelajaran lancar.
- Guru mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk merangsang siswa aktif belajar: Persoalan konkrit dari hidup sehari-hari dapat digunakan untuk merangsang siswa berpikir.
- Guru sebaiknya mendalami keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa, sehingga dapat mengajar lewat keadaan siswa dan dapat membantu siswa lebih tepat.
- Guru perlu mempelajari pengetahuan awal siswa. Lewat pengetahuan awal ini dia akan membantu siswa mengembangkan pengertiannya.
- Siswa dibantu aktif belajar, menekuni bahan.
- Siswa dipacu bertanya.
- Guru menggunakan metode ilmiah dalam proses penemuan sehingga siswa merasa menemukan sendiri pengetahuan mereka. Dengan demikian siswa lebih Yakin akan pengetahuannya.
- Pikiran dan gagasan siswa diikuti.
- Guru perlu menggunakan bervariasi metode pembelajaran seperti studi kelompok, studi diluar klas, diluar sekolah, dengan simulasi, eksperimen dll. Dengan berbagai metode ini, siswa dapat dibantu menurut inteligensi mereka.
- Siswa diajak melakukan kunjungan ke tempat pengembangan IPA seperti museum sain, laboratorium tenaga atom, dll.
- Guru perlu mengadakan praktikum terpimpin maupun bebas terlebih untuk topik yang sulit sehingga siswa lebih mengerti.
- Siswa yang berpendapat salah atau lain tidak dicerca, sebaliknya pendapat mereka diperhatikan.
- Jawaban alternatif dari siswa diterima dan dibahas.
- Kesalahan konsep siswa ditunjukkan dengan arif dan bukan dicela melulu.
- Pikiran siswa yang tidak tepat ditantang dengan menyediakan data anomali yang berlawanan dengan gagasan siswa.
- Siswa diberi waktu berpikir dan merumuskan gagasan mereka, tanpa harus dikejar-kejar waktu.
- Siswa diberi kesempatan mengungkapkan pikirannya sehingga guru mengerti apakah gagasan mereka itu tepat atau tidak.
- Siswa diberi kesempatan untuk mencari pendekatan dan caranya sendiri dalam belajar dan menemukan sesuatu.
- Guru perlu mengadakan evaluasi yang terus menerus dan menyertakan proses belajar dalam evaluasi itu.
Bersambung .......
============================
Oleh : Prof,. Dr. Paul Suparno
(Guru Besar Pendidikan Fisika, USD Yogyakarta)