Oleh karena siswa sudah membawa konsep-konsep awal sebelum belajar fisika secara formal, maka seorang guru fisika perlu mengerti bahwa siswanya bukanlah lembaran kertas kosong (tabula rasa) yang begitu saja dapat dicekok. Seorang guru fisika konstruktivis beranggapan bahwa siswanya itu sudah mengeni sesuatu sebelum mengikuti siswa fisika karena pengalaman hidup siswa itu. Maka sangat penting guru mengerti pengertian awal apa yang dipunyai siswa dan apakah dalam pengertian awal itu ada salah pengertian. Dengan mengerti konsep awal siswa, seorang guru dapat membantu siswa belajar lebih tepat.
Guru perlu belajar mengerti cara berpikir siswa sehingga dapat membantu memodifikasinya. Baik dilihat bagaimana jalan berpikir mereka itu terhadap persoalan yang ada. Guru sebaiknya menanyakan kepada siswa bagaimana mereka mendapatkan jawaban itu. Inilah cara yang baik untuk menemukan pemikiran mereka dan membuka jalan untuk menj elaskan mengapa suatu jawaban tidak jalan untuk keadaan tertentu (von Glaseisfeld, 1989).
Menurut von Glasersfeld, pengajar perlu memberikan kebebasan siswa menemukan cara yang paling menyenangkan dalam pemecahan persoalan. Siswa kadang suka mengambil jalan yang tidak disangka, yang tidak konvensional untuk memecahkan suatu soal. Sangat penting bahwa guru tidak mengajukan jawaban satu-satunya sebagai yang benar, terlebih dalam persoalan yang berdasarkan suatu pengalaman. Dalam sejarah fisika kita melihat bahwa teori-teori yang lama tidaklah salah dalam perkembangarmya, tetapi lebih dikatakan sebagai tidak dapat menjawab persoalan-persoalan baru yang muncul. Teori Newton tentang gerak tidaklah salah, tetapi tidak mencukupi lagi untuk menjawab gerak dalam dimensi mikm. Maka ditemukan teori baru yang dapat menjawabnya. Namun sampai sekarangpun, teori Newton tetap dapat digunakan untuk menjawab persoalan-persoalan dalam dunia makro.
Guru konstruktivis perlu mengerti sifat kesalahan siswa. Perkembangan fisika terjadi melalui banyak kesalahan. Kesalahan adalah suatu bagian dari konstruksi bidang fisika yang tidak bisa dihindarkan. Kesalahan dalam fisika kerapkali menunjukkan penalaran anak yang digunakan untuk memecahkan persoalan. Guru perlu melihat kesalahan sebagai suatu sumber informasi tentang penalaran anak dan untuk mengerti kesulitan siswa.
Bersambung........
===========================
Oleh: Prof. Dr. Paul Suparno
(Guru Besar Pendidikan Fisika, USD Yogyakarta)