Oleh : Agus Purwanto, D.Sc.
(Dosen Fisika ITS, Penggagas Pesantren Sains TrenSains)
Selama ini orang seolah hanya bertanya dan membahas bulan, matahari, bintang, asteroid, komet dan meteor ketika melihat langit. Semua adalah benda mati tak berjiwa.
Benarkah demikian?
Ternyata tidak, orang sudah lama bertanya tentang kehidupan di langit atau ruang angkasa.
Agar tidak berspekulasi mari kita simak dua ayat al-Quran di dlm surat Yunus, surat kesepuluh.
Pertama,
Yunus (يونس) / 10:55)
اَلَاۤ اِنَّ لِلّٰہِ مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ؕ
"Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi".
Kamus;
أَلَا ingatlah -
إِنَّ sesungguhnya -
لِلَّهِ kepunyaan Allah -
مَا apa -
فِي di -
السَّمَاوَاتِ langit -
وَالْأَرْضِ dan bumi -
Kedua
Yunus (يونس) / 10:66)
اَلَاۤ اِنَّ لِلّٰہِ مَنۡ فِی السَّمٰوٰتِ وَ مَنۡ فِی الۡاَرۡضِ ؕ
"Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah siapa saja yang ada di langit dan siapa pun yang ada di bumi".
Kamus:
مَنْ orang/siapa -
وَمَنْ dan orang/siapa -
Penggalan ayat 55 dan 66 surat Yunus ini serupa tapi tak sama.
Coba perhatikan dengan seksama perbedaan kedua redaksi penggalan ayat tersebut.
Ayat pertama menggunakan kata sambung (isim maushul) maa ما atau what dlm bhs Inggris yakni untuk benda mati, dan hanya sekali.
لله ما في السماوات و الاض
"Milik Allah apa yg di langitt dan bumi".
Sedangkan ayat kedua menggunakan man من atau who yg menunjuk orang atau sesuatu yg hidup، dua kali.
لله من في السماوات و من في الارض
"Milik Allah siapa saja yg di langitt dan siapa pun yg di bumi"
Perhatikan penggunaan man di ayat berikut:
Ar-Ra'd (الرعد) / 13:16
قُلۡ مَنۡ رَّبُّ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ؕ قُلِ اللّٰہُ ؕ
"Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah".
Kamus:
قُلْ katakanlah -
مَنْ siapa -
رَبُّ Tuhan -
السَّمَاوَاتِ langit -
وَالْأَرْضِ dan bumi -
قُلِ katakanlah -
اللَّهُ Allah -
Singkat cerita di langit tidak hanya ada bendaa langit spt disebutkan di depan tetapi juga ada makhluk hidup.
Astrobiologi adalah bidang baru yg sesuai dengan namanya mengkaji makhluk hidup di ruang angkasa sana. Perkembangan ini mrpk hal alamiah yg mengalir mengikuti perkembangan teknologi yg ada.
Astrobiologi mengkaji asal-usul, evolusi, distribusi, dan masa depan kehidupan di alam semesta. Meski istilahnya mrpk kombinasi dari dua bidang: astronomi dan biologi tetapi kajian astrobiologi ditopang oleh ilmuu lain yg terkait, seperti fisika, kimia, geologi, bahkan filsafat dan agama. Kajiann astrobiologi terkait erat dengan kegiatan eksplorasi luar angkasa yang dilakukan oleh manusia, seperti eksplorasi mars, planet ekstra terrestrial, mencari unsur keidupan dan keberadaan makhluk hidup lain.
Pencarian kehidupan di luar Bumi maupun bagaimana sebuah kehidupan bisa muncul masih terus dilakukan.
Organisme sederhana pernah ditemukan di sebuah meteorit.
Para peneliti NASA telah menemukan glycine, sebuah balok komponen pembentuk kehidupan dan contoh komet Wild 2 yang dibawa oleh pesawat ruang angkasa Stardust milik NASA.
Selain makhluk sederhana, astrobiolog juga getol mencari keberadaan makhluk cerdas seperti manusia. Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) mrpk proyek yg menandai keseriusan pengembangan bidang atau ilmu baru astrobiologi ini.
Wallohualam