Oleh : Agus Purwanto, D.Sc.
(Dosen Fisika ITS, Penggagas Pesantren Sains TrenSains)
Seekor cicak jatuh dari langitt kamar tengah. Artinya, seekor cecak yang mulanya menempel - bisa diam atau sedang merayap- pada langitt kamar tengah krn suatu sebab lepas dari langitt dan jatuh.
Sekarang, mari kita simak ayat berikut.
Al-Hajj (الحج) / 22:31)
حُنَفَآءَ لِلّٰہِ غَیۡرَ مُشۡرِکِیۡنَ بِہٖ ؕ وَ مَنۡ یُّشۡرِکۡ بِاللّٰہِ فَکَاَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَآءِ فَتَخۡطَفُہُ الطَّیۡرُ اَوۡ تَہۡوِیۡ بِہِ الرِّیۡحُ فِیۡ مَکَانٍ سَحِیۡقٍ
"dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolahh jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh"
Kamus
حُنَفَاءَ lurus/ikhlas -
لِلَّهِ bagi/kepada Allah -
غَيْرَ bukan/tidak -
مُشْرِكِينَ mempersekutukan -
بِهِ dengan-Nya/Dia -
وَمَنْ dan barangsiapa -
يُشْرِكْ mempersekutukan -
بِاللَّهِ dengan Allah -
فَكَأَنَّمَا maka seakann -
خَرَّ dia tersungkur/jatuh -
- مِنَ dari -
السَّمَاءِ langit -
فَتَخْطَفُهُ maka/lalu menyambarnya -
الطَّيْرُ burung -
أَوْ atau -
تَهْوِي menerbangkan -
بِهِ dengannya/kepadanya -
الرِّيحُ angin -
فِي dalam -
مَكَانٍ tempat -
سَحِيقٍ jauh -
Mari kita telaah.
Seseorang yg menyekutukan Allah SWT diibaratkan orang yg jatuh dari langit tertentu (ada lam ta'rif السماء ). Artinya, orang tersebut tidak lagi berada di langit tersebut seperti cicak yg jatuh dari langitt kamar yg berarti tidak lagi menempel di langitt.
Ketika jatuh ada dua kemungkinan yg terjadi pada orang tersebut. Pertama, orang tersebut disambar burung. Tentu jangan bayangkan burung emprit, kutilang atau merpati melainkan burung Hering Berjenggot (gypaetus barbatus).
Burung pemakan bangkai ini mempunyai ketinggian sampai satu meter dengan lebar sayap 2,5-2,7 meter dan dapat terbang sampai ketinggian 7300 meter. Burung ini dapat ditemukan di daerah pegunungan Eropa Selatan.
Kedua, orang tersebut diterbangkan angin sampai ke tempat jauh. Orang jatuh akan mengalami gaya gravitasi bumi dan bergerak dengan percepatan gravitasi. Agar jatuh ditempat jauh, berarti tempat jatuh orang tersebut sangat jauh dari bumi alias tinggi sekali dan angin yg menerpanya harus dengan kecepatan sangat tinggi. Di dlm fisika, ini mslh gerak peluru atau gerak parabola.
Ada dua kemungkinan untuk posisi terbang burung dan angin kencang. Pertama, posisi keduanya (burung dan angin) sama. Jika sama, maka ayat ini bercerita tentang dua langit yang berbeda yaitu langit asal orang jatuh dan langit tempat burung terbang dan menyambar orang yg sdg melayang jatuh tersebut.
Kedua, posisi keduanya berbeda. Ayat ini bercerita tentang tiga lapis langit. Langit asal orang jatuh, langit tempat angin kencang dan langit tempat burung terbang.
Dua atau tiga lapis langit diungkapkan dengan cara tidak langsung tetapi secara naratif.
Salah satu cara al-Quran menyampaikan pesannya, naratif.
Wallohualam