Tulisan ini bukan merupakan tafsir ayat-ayat Qur’an, karena bukan bidang keahlian penulis.
a. Batu
Dalam
akhir surat al Fiil, diceritakan bahwa pasukan abrahah (beserta bala
tentara canggihnya di Zaman itu) luluh lantak akibat burung Ababiil,
yang mana sebagian ahli tafsir menyatakan batu2 yang dijatuhkan oleh
burung2 itu berasal dari neraka. Pendapat lainnya menyatakan batu2 tsb
berasal dari bahan radioaktif yang menyebabkan pasukan Abrahah menjadi
seberti daun yang dimakan ulat.
Kemungkinan lainnya, ayat Qur’an yang
menyatakan “apabila laut dipanaskan” menunjukkan bahwa dasar laut yang
dalam mengandung bahan2 yang bisa memanaskan air laut. Para ahli Fisika
Nuklir menyatakan, di bawah tekanan yang besar, Hidrogen bisa menjadi
Hidrogen Berat, yang merupakan bahan Bom Hidrogen (dengan kekuatan 700x
Bom Atom). Terdapat isyarat2 yang menyatakan kemungkinan nuklir di dalam
Qur’an.
b. Suara sebagai Pemusnah Massal
Di dalam al
Qur’an, terdapat beberapa ayat yang menceritakan penghancuran umat-umat
terdahulu yang durhaka akibat suara. Kaum Tsamud, kaum Luth dan penduduk
Aikah (menentang rasul-rasul).
"Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa“. (Q.S. 69. Al Haaqqah : 5).
Dalam
keterangan tambahan yang dimaksud dengan kejadian luar biasa itu ialah
petir yang amat keras yang menyebabkan suara yang mengguntur yang dapat
menghancurkan.
“Tidaklah yang mereka tunggu melainkan hanya satu teriakan saja yang tidak ada baginya saat berselang“ (Q.S. 38. Shaad : 15).
Di dalam ayat yang lain disebutkan:
“Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati” (Q.S. 36. Yaasiin : 29).
“Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar”.
Kaum Tsamud yang pandai memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) merasa aman (dengan apa yang mereka bangun).
“maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur di waktu pagi” (Q.S. 15. Al Hijr : 83).
“Maka
dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak dan Kami
jadikan mereka (sebagai) sampah banjir maka kebinasaanlah bagi
orang-orang yang zalim itu”. (Q.S. 23. Al Mu’minuun : 41)
“Dan
satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu,
lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya”. (Q.S. 11. Huud : 67).
“Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit”. (Q.S. 15. Al Hijr :73).
“Dan
tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang
beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang
yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah
mereka mati bergelimpangan di rumahnya“. (Q.S. 11. Huud : 94).
“Sesungguhnya
Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka
jadilah mereka seperti rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya
kandang binatang”. (Q.S. 54. Al Qamar : 31)
Dengan teriakan ini,
kaum durhaka terdahulu dimusnahkan Allah Swt dengan suara, tetapi apakah
suara biasa yang bisa memberi efek penghancuran? Tentu saja tidak.
Ditinjau dari ilmu Fisika, suara-suara yang bisa di dengar manusia
berada pada rentang frekuensi 20 Hz - 20.000 Hz. Di luar rentang
frekuensi ini manusia tidak mampu mendengarnya, seperti suara semut,
kepakan sayap lebah dan lainnya.
Contoh konkrit suara yang memiliki
energi tinggi (baca daya hancur) adalah suara dari pesawat supersonik
yang bisa bergerak lebih dari 3 kali (march 3) kecapatan suara (l.k.
1000 m/s), dan pesawat tempur (bisa march 4). Jika pesawat-pesawat ini
terbang rendah, akan menghancurkan kaca2 gedung yang dilewatinya. Jika
amplitudo suara ini diperbesar, kemungkinan akan memberikan daya hancur
yang lebih. Energi gelombang (dalam hal ini bunyi), sebanding dengan
Intensitasnya dan sebanding dengan kuadrat amplitudonya.
Pada
kehidupan sehari2, suara bising saja sangat mengganggu apalagi suara
petir (guntur). Dalam ayat2 di atas, dinyatakan bahwa suara2 yang
menghancurkan kaum Tsamud sangat “mengguntur”, bahkan “tidak berselang“.
Dinyatakan pula bahwa terjadinya di saat tenang, yaitu menjelang pagi
(habis subuh).
c. Angin Sebagai Pemusnah Massal
Kaum ‘Aad dimusnahkan dengan angin panas.
“Maka
tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke
lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: “Inilah awan yang akan
menurunkan hujan kepada kami.” (Bukan!) bahkan itulah azab yang kamu
minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab
yang pedih”.
Angin pada kelembaban
tertentu, merupakan keadaan yang sangat menyenangkan. Namun jika angin
mulai panas, maka selain kebaikan terdapat pula efek negatif yang
dimilikinya. Angin yang berhembus memiliki energi yang dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik misalnya. Jika terjadi
perubahan iklim yang mengglobal, angin akan menjadi panas, dan pada
tingkat tertentu manjadi pemusnah massal bagi daerah yang dilaluinya.
Gelombang
panas yang melanda negara-negara besar merupakan salah satu dari efek
pemanasan global, akibat ulah manusia terhadap lingkungan. Jika dahulu
kaum ‘Aad dimusnahkan secara serentak, sebenarnya saat ini umat manusia
merasakan aba2 untuk menyikapi diri. Dalam ilmu Fisika, angin adalah
udara yang bergerak, sementara secara Kimia, kandungan terbesar udara
terdiri dari gas oksigen (O2), Nitrogen (N2), Ozon (O3) dan lainnya.
Dalam bahasa sehari2 O2 adalah api, jika komposisi udara berubah sedikit
saja, sebenarnya peluang pembakaran (pemusnahan) manusia sedang dibuka.