Ada pemahaman keliru yang diyakini oleh sebagian orang bahwa di
langit terdapat celah kosong atau ruang hampa. Bagaimanakah yang sebenarnya??
Dan bagaimana pula berita Al Qur’an tentang hal tersebut??
Karena Allah berfirman:
أَفَلَمْ يَنْظُرُوا إِلَى السَّمَاءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَاهَا وَزَيَّنَّاهَا وَمَا لَهَا مِنْ فُرُوجٍ
“Maka
tidakkah mereka memperhatikan langit
yang ada di atas mereka, bagaimana Kami membangunnya dan menghiasinya dan
langit itu tidak mempunyai celah-celah sedikitpun ?” (QS. Qaaf:6)
Ayat tersebut di atas menguatkan bahwa
tiga fakta ilmiah sebagai berikut:
- Firman Allah banainaahaa menegaskan bahwa langit merupakan sebuah bangunan dan inilah yang dikuatkan oleh ilmuwan saat ini melalui bukti penelitian-penelitian mereka. Mereka menemukan arsitektur jagad raya yang menawan di balik struktur dan teknik yang menyangga alam semesta. Terdapat pilar-pilar dan benang-benang serta galaksi. Gugusan bintang-bintang membentuk galaksi, kumpulan galaksi membentuk jagad raya. Jika kita memperhatikan alam semesta kita melihat dunia yang penuh yang penuh dengan gerakan dan aktifitas. Jagad raya penuh dengan galaksi dan debu kosmis,asap, bintang-bintang, cahaya cosmis dan lain-lain yang membangun sebuah bentuk yang kokoh dan mapan. Oleh karena itu Allah berfirman tentang langit dalam QS. Qaaf:6
2.
Firman
Allah wazaiyannaaha (dan Kami
menghiasinya), berbicara tentang dekorasi langit dengan bintang-bintang dan
galaksi. Para ilmuwan belakangan juga menemukan fakta yang meyakinkan tentang
keberadaan kelompok galaksi dengan warna-warna cerah yang menghiasi langit,
berjejer mengikuti alur seperti permata-permata yang diuntai dengan benang
membentuk kalung yang indah. Ketika ilmuwan melihat kedalaman alam semesta
mereka melihat pemandangan yang sangat indah dan menakjubkan. Mereka menemukan
bahwa bintang-bintang berwarna dalam warna-warna cerah merah, hijau, kuning,
biru. Oleh karena itu merekapun mengatakan tentang alam semesta bahwa dia
dihiasi dengan bintang-bintang. Tetapi ungkapan mereka ini jauh hari telah
didahului oleh Al Qur’an yang mengataka: ” Maka
tidakkah mereka memperhatikan langit
yang ada di atas mereka, bagaimana Kami membangunnya dan menghiasinya?”
3. Ayat wa maa lahaa min furuuj (dan tidak ada furuuj
sedikitpun). Sementara sebagian ilmuwan tersebut memahamiada furuuj di langit,
furuuj itu sendiri adalah retakan yang menganga atau ruang kosong atau celah
kososng. Ini (bahwa terdapat ruang atau celah menganga yang kosong di langit)
merupakan pemahaman yang keliru yang akan dijelaskan berikut ini serta
dikuatkan dengan argumentasi ilmiah. Teori yang dikemukanan oleh pakar sering
memiliki kekeliruan yang baru terbukti keliru sekian lama kemudian, akan tetapi
istilah yang telah biasa dipakai tetap bertahan, tidak berubah.
Ketika para ilmuwan dalam penelitian
mereka menemukan benda-benda berat yang masing-masing memiliki masa ribuan kali
massa matahari kita mengapung di angakasa, mereka tidak serta merta dapat mengindentifikasi
atau mengenal materi tersebut dengan benar. Mereka hanya melihat kegelapan di
antara kumpulan bintang-bintang, lalu mereka menyebutnya sebagai lubang hitam,
sebuah penamaan yang tidak tepat secara ilmiah. Al qur’an sendiri menyebutnya
al-khunnas yaitu materi yang tersembunyi, tidak kita ketahui. Secara ilmiah
nama ini lebih tepat.
(bersambung di: Misteri Ruang Hampa di Angkasa (bag 2))
(bersambung di: Misteri Ruang Hampa di Angkasa (bag 2))