Selama
hampir enam puluh tahun, dunia telah mempertimbangkan jam atom sebagai
standar emas untuk penentu waktu yang paling akurat di dunia. Jam ini
merupakan dasar dari perangkat GPS, menentukan panjang detik yang resmi,
dan baru-baru ini memainkan peran dalam pelacakan partikel subatomik
yang tampaknya melakukan perjalanan yang lebih cepat dari cahaya.
Namun
kini muncul pesaing yang tangguh, sebuah cara baru yang lebih akurat
untuk mengukur waktu. Corey Campbell dari Institut Teknologi Georgia,
bersama lima rekannya, telah bekerja sama untuk mendeskripsikannya dalam
makalah yang dipublikasikan dalam arXiv; seberapa akurat yang bisa
dibuat oleh jam nuklir jika dibandingkan dengan jam atom.
Sementara
jam atom didasarkan pada getaran elektron yang mengorbiti atom, jam
nuklir sebaliknya didasarkan pada penyetelan orientasi spasial elektron
yang menyebabkan inti atom melompat bolak-balik di antara keadaan energi
tinggi dan rendah dengan menggunakan frekuensi cahaya yang sangat
spesifik. Hasilnya akan menjadi sebuah jam yang disetel dengan laser
yang akan melayang hanya sekitar satu detik dalam 200 miliar tahun, atau
14 kali usia alam semesta dan 60 kali lebih akurat daripada jam atom
saat ini. Satu-satunya trik adalah dengan mencari tahu frekuensi
tersebut.
Bagi kebanyakan orang, ketepatan jam tidak terlalu
menjadi masalah besar. Dengan alasan inilah sesuatu yang disebut
Coordinated Universal Time (UTC) digunakan bagi kehidupan biasa. UTC ini
berasal dari pengukuran jam atom namun juga menggunakan detik kabisat
berdasarkan rotasi bumi. Untuk aplikasi lain, akurasi yang lebih lanjut
sangat diperlukan. GPS adalah salah satu contohnya. Karena ada empat
satelit yang digunakan untuk pelacakan GPS, beberapa cara pengaturan
waktu sinyalnya harus digunakan untuk mengkoordinasikan data yang
dikirim dari GPS dan diteruskan ke bumi berdasarkan sistem navigasi.
Semakin kecil kesalahan dalam waktu, maka semakin akurat sistem
tersebut.
Alasan utama jam nuklir akan jauh lebih akurat
dibandingkan dengan jam atom adalah karena fakta bahwa jam atom rentan
terhadap medan magnet dan listrik yang sedikit dapat mengganggu getaran
elektronnya. Dengan menggunakan laser untuk mengontrol secara tepat inti
yang memantul di antara berbagai keadaan, bagaimanapun juga, tidak akan
hampir sama rentannya terhadap gangguan semacam itu.
Kredit: Georgia Institute of Technology
Jurnal: C. J. Campbell, A. G. Radnaev, A. Kuzmich, V. A. Dzuba, V. V. Flambaum, A. Derevianko. A Single-Ion Nuclear Clock for Metrology at the 19th Decimal Place. arXiv:1110.2490v1 [physics.atom-ph]
Jurnal: C. J. Campbell, A. G. Radnaev, A. Kuzmich, V. A. Dzuba, V. V. Flambaum, A. Derevianko. A Single-Ion Nuclear Clock for Metrology at the 19th Decimal Place. arXiv:1110.2490v1 [physics.atom-ph]