Pemahaman siswa terhadap sains merupakan ilmu yang praktis dan menyenangkan hal ini akibat dari kebiasaan anak yang menyukai film-film kartun yang bertemakan cerita science fiction. Fenomena ini sangat menguntungkan bagi guru sains karena siswa setidaknya sudah memiliki apresepsi terhadap anggapan sains itu sendiri. Telah kita ketahui bahwa llmu Fisika termasuk ke dalam imu alam atau sains. Hal-hal yang diperlukan untuk memanfaatkan hal ini adalah metodologi yang benar dalam proses pembelajaran sains sehingga apersepsi yang telah didapat anak tidak menjadi bumerang bagi keberlangsungan perkembangan sains. Oleh sebab itu, pada pembelajaran materi yang akan diberikan kepada siswa mengembangkan berbagai macam metode atau strategi yang dapat dikembangkan untuk keberlangsungan proses pembelajaran sains di dalam kelas atupun di luar kelas yang disesuaikan dengan karakteristik kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menuntut pembelajaran dilakukan untuk merangsang kreativitas siswa yang diperoleh dari pengalaman belajarnya yang berasal dari permasalahan yang nyata dan ada dalam kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran yang tepat untuk proses yang merangsang daya kreativitas anak adalah yang berlandaskan pada teori belajar konstruktivistik. Karakteristik dari teori belajar konstruktivistik ini adalah pengetahuan didapat oleh siswa berdasarkan aktivitas yang dilakukannya sedangkan guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator dalam proses pengalaman belajar siswa. Dengan kata lain, siswa dibiarkan bebas dan diarahkan oleh guru untuk membangun atau mengonstruksi pemahamannya dengan cara apa pun yang terpikirkan oleh siswa.
Dalam Pembelajaran Fisika tuntutan di atas bisa dicapai dengan menggunakan beberapa metode pembelajaran. Misalnya adalah metode eksperimen atau praktikum, diskusi, demonstrasi, inquiry dan discovery, model project based learning, scientific investigation, dan lain-lain.
Penjelasan singkat mengenai model pembelajaran yang disebutkan di atas akan dibahas lebih terperinci pada bahasan berikut ini secara bersambung .
1. Metode Eksperimen atau Praktikum
Rahman T. menjelaskan bahwa metode ini menekankan proses pembelajaran dilakukan melalui pengembangan suatu percobaan tentang suatu aspek pengetahuan yang perlu diverifikasi atau diuji.
a) Memilih suatu masalah dan merumuskannya.
b) Mengumpulkan dan menyusun materi dad informasi sebagai bahan eksperimen.
c) Membuat hipotesis.
d) Melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis.
e) Membuat kesimpulan.
Metode eksperimen memiliki manfaat berikut:
a) Menumbuhkan kesanggupan mehguasai data atau faktor-faktor tertentu dalam ikatan proses tertentu.
b) Membina kesanggupan untuk membuktikan suatu pendapat atau hipotesis.
c) Terhindar dari situasi yang bersifat verbalistik.
Beberapa pedoman pelaksanaan metode eksperimen sebagai berikut:
a) Tumbuhkan minat akan topik yang akan dibuat eksperimenn'ya.
b) Usahakan supaya setiap langkah yang dibuat dapat dimengerti dengan jelas oleh siswa.
c) Usahakan supaya waktu untuk penyelenggaraan eksperimen tidak terlalu lama sehingga menimbulkan kebosanan.
d) lakukan diskusi pendek tentang eksperimen yang baru dilakukan sebelum mengambil kesimpulan.
Contoh penggunaan metode eksperimen atau praktikum dapat menggunakan contoh lembar kegiatan siswa di bawah ini: